Lomba esai di bidang perpustakaan dan informasi
semakin populer seiring meningkatnya perhatian terhadap literasi, manajemen
informasi, dan perkembangan teknologi perpustakaan. Lomba ini bukan hanya ajang
kompetisi, tetapi juga sarana untuk mengasah kemampuan berpikir kritis, menulis
ilmiah, serta menunjukkan gagasan inovatif untuk pengembangan perpustakaan dan
literasi masyarakat. Agar mampu bersaing dan menghasilkan esai yang unggul,
peserta perlu memperhatikan beberapa strategi penting. Berikut tips yang dapat
membantu dalam mempersiapkan esai terbaik untuk kompetisi.
Tips pertama adalah memahami tema lomba secara
mendalam. Banyak peserta membuat kesalahan dengan menulis terlalu luas atau
tidak fokus pada inti tema. Jika tema lomba berkaitan dengan transformasi
digital perpustakaan, misalnya, fokus tulisan harus berada pada aspek teknologi
dan dampaknya pada layanan informasi, bukan sekadar membahas perpustakaan
secara umum. Membuat peta konsep atau daftar poin ide utama dapat membantu
memperjelas arah tulisan sejak awal.
Selanjutnya, lakukan riset yang kuat. Esai yang baik
tidak hanya berisi pendapat pribadi, tetapi juga didukung oleh data, jurnal
ilmiah, artikel terpercaya, dan sumber publikasi yang relevan. Dalam bidang
perpustakaan dan informasi, sumber seperti repository kampus, Google Scholar,
atau laporan resmi lembaga literasi sangat berguna. Riset yang kuat menunjukkan
bahwa gagasan peserta berbasis pengetahuan, bukan sekadar opini tanpa dasar.
Tips berikutnya adalah menyusun esai dengan struktur yang jelas. Idealnya, esai terdiri dari pembukaan yang menarik, isi yang membahas argumen secara logis, serta penutup yang merangkum gagasan sekaligus memberikan solusi atau pesan kuat. Hindari paragraf yang terlalu panjang dan tidak fokus. Gunakan bahasa baku, lugas, tetapi tetap komunikatif agar pembaca mudah memahami gagasan.
Aspek penting lainnya adalah orisinalitas. Juri lomba
sangat menghargai ide baru, solusi kreatif, dan perspektif yang berbeda.
Hindari plagiarisme dalam bentuk apa pun, termasuk parafrasa yang terlalu mirip
dengan sumber aslinya. Sertakan sitasi dan daftar pustaka untuk menunjukkan
integritas akademik.
Terakhir, jangan lupa tahap penyuntingan (editing).
Banyak esai potensial kalah hanya karena kesalahan teknis seperti typo,
struktur kalimat yang berulang, atau penggunaan kata yang tidak tepat. Membaca
ulang naskah atau meminta orang lain memberi masukan sangat membantu
meningkatkan kualitas tulisan.



